10 Fakta Menarik Tentang Pasangan Jokowi - Ahok

Jika kamu merasa kecewa dengan calon-calon yang diusung berbagai partai di pemilihan sebelumnya, tahun ini kamu boleh sedikit berlega hati. Soalnya, pemilihan tahun ini bakalan seru banget! Dari enam calon yang dijagokan, satu pasangan di antaranya memiliki kapasitas dan pengalaman untuk membangun kota Jakarta melalui program jitu yang mereka tawarkan!



Berikut ini 10 Fakta menarik pasangan kandidat DKI 1 yang mumpuni (menurut pandangan saya). Siapa lagi kalau bukan Joko Widodo alias
Jokowi (PDIP) dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok (Gerindra) :




1. Joko Widodo yang sangat popular dengan nama Jokowi, telah
menjabat sebagai walikota Solo selama 7 tahun dan terbukti sukses dengan berbagai gebrakannya, antara lain:
- relokasi pedagang kecil secara manusiawi
- ‘penjinakan’ Satpol PP dengan menyita seluruh pentungan dan alat-alat kekerasan lainnya (bahkan ketua Satpol PP-nya pernah diganti sama ibu-ibu dan dipakein baju adat biar nggak serem wkwkwk)
- bikin kartu sehat untuk warga miskin (yang bentuknya mirip kartu kredit, ada Platinum, Gold..  )
- menyediakan bus DoubleDecker dan kereta kencana untuk wisata turis
- memangkas birokrasi pengurusan izin usaha dari yang tadinya 8 bulan jadi 6 hari, dan pembuatan KTP di Solo dari 2 minggu, menjadi 1 jam doang! Programmer dilibatkan dalam kegiatan ini. Ajegile..
- mempopulerkan mobil Esemka bikinan anak-anak SMK
- dsb


2. Sebelum jadi birokrat, Jokowi dulunya adalah pengusaha mebel. Ia sangat mengerti pentingnya
branding. Buktinya, kini kota Solo sangat terkenal sebagai kota budaya dengan tagline “The Spirit of Java”. Jokowi paham bagaimana ‘menjual’ potensi kota yang ditanganinya.


3. FYI, di Solo dia terpilih dua kali menjadi walikota dengan total persentase pemilih di atas 90%.
Jokowi dicintai rakyat karena sering turun ke jalan untuk ketemu masyarakat. Masuk-masuk ke gang, makan di warung. Yang jelas tanpa didampingi rombongan ajudan. Yah, sama kayak masyarakat pada umumnya lah. Ini kata wong Solo, loh..


4.
Selama menjabat Jokowi terkenal sangat tegas. Beberapa kali dia memecat staff-nya yang nggak mau menuruti perintahnya untuk mengayomi masyarakat.


5. FYI,
Jokowi itu maju ke DKI dicalonkan dan diusung oleh PDIP, bukan nyalonin sendiri. Tentunya setelah perdebatan yang panjang di lingkup internal. PDIP dinilai cukup berani mengusung kader terbaik dari daerah. Yah, jadi semacam nempel popularitasnya Jokowi atau sebaliknya? Simbiosis mutualisme lah, selama masyarakat yang diuntungkan





6.
Baru kali ini orang Jawa-Islam berpasangan dengan keturunan Tionghoa-Katolik dalam pilgub DKI Jakarta  Ini tentu menabrak mainstream politik yang ada. Bisa dibilang kehadiran Ahok membuka jalan bagi pengukuhan keberagaman dan pluralisme di ibukota.


7.
Ahok diusung oleh partai Gerindra karena dinilai memiliki track record yang sangat bersih dari korupsi dan jujur. Nggak percaya? Buka website ahok.org, deh. Situs yang dipublish sejak 2011 ini menampilkan rincian kegiatan dan gaji Ahok selama menjabat sebagai anggota DPR RI komisi II.


8. Ahok terbilang unik dan orisinil. Kalo biasanya pejabat hobi bagi-bagi sembako buat ngejilat rakyat, mantan bupati Belitung Timur ini malah
bagi-bagi kartu nama dan no.telepon! Biar mudah dihubungi masyarakat, gitu.

9.
Ahok sangat vokal membongkar kebobrokan di dalam internal DPR. Itulah sebabnya mengapa ia sempat dimusuhi dan disepelekan oleh rekannya saat maju menjadi cagub DKI Jakarta.

10.
Ahok membawa misi yang sangat mulia jika terpilih menjadi wakil Gubernur DKI Jakarta.

Namun mereka berdua bukan tanpa kekurangan. Sejumlah kalangan melontarkan kritik terhadap majunya pasangan ini. Diduga pencalonan pasangan Jokowi – Ahok tidak terlepas dari kepentingan partai yang menaungi mereka (?) (PDIP & Gerindra). Hmm.. Smoga mereka bisa membantah tuduhan ini dengan kinerja mereka, ya. Selain itu, ada beberapa pihak yang kurang suka melihat Ahok maju dalam pilgub DKI tahun ini. Apalagi alasannya kalo bukan masalah SARA! Duh! Haree genee, masih ngeributin perbedaan ras dan agama? Astaga.. Gimana Indonesia mau maju kalo perbedaan terus yang ditonjolkan?



Saya sendiri bukan penduduk Jakarta, namun saya sangat merindukan sosok pemimpin seperti mereka berdua. Dan saya rasa, inilah saatnya pemimpin daerah seperti mereka diberi kesempatan untuk membangun ibukota menjadi lebih berbudaya dan manusiawi



Bosen nggak sih, dikasih janji-janji melulu?

Kalo sekarang nggak milih pemimpin cerdas seperti mereka (yang udah terbukti sukses dan berpengalaman memimpin wilayah), terus kapan lagi?

http://www.indokliq.com/entry.php?623-Menuju-DKI-1!&goto=next

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog



Diberdayakan oleh Blogger.