Universitas Terbuka Bukan Perguruan Tinggi Murahan

Universitas Terbuka (UT) terus memperluas layanan pendidikan jarak jauhnya agar menjadi pilihan alternatif bagi lulusan SMA/SMK yang tak lolos masuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Salah satunya dengan memperbanyak perkuliahan tatap muka yang digelar di Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) di masing-masing daerah.

"Sebagai PTN, kualitas UT setara dengan perguruan tinggi negeri lainnya di negeri ini. Karena kami memiliki tim ahli yang melakukan evaluasi agar pendidikan UT tetap terjaga kualitasnya," kata Rektor UT, Prof Tian Belawati dalam peringatan HUT ke-27 UT, di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Senin (5/9).

Prof Tian menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan panitia pusat SNMPTN untuk memanggil mereka yang tak lolos SNMPTN tetapi memiliki nilai yang baik untuk berkuliah di UT. Karena mulai tahun ini UT menerapkan program Sipas (Sistem Paket Semester) yang ditunjang dengan 6 kali pertemuan tatap muka setiap semester.

"Kami ingin membuka cakrawala anak bangsa negeri ini bahwa UT bukan perguruan tinggi murahan, meski biaya pendidikannya murah. Lulusan UT bisa untuk melamar pekerjaan baik di swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS), polisi maupun profesi lainnya. Laporkan ke kami kalau ijazah UT ditolak menjadi PNS," ucap Prof Tian menegaskan.

Tian mengatakan, UT juga terus meningkatkan beragam layanan belajar bagi mahasiswa dengan memanfaatkan berbagai media terkini, temasuk internet.

Melalui portal UT yang komprehensif, mahasiswa kini dapat mengikuti tutorial dalam jaringan (online), mengunjungi perpustakaan digital, melakukan praktikum secara virtual melalui program dry lab, memanfaatkan materi pengayaan dari internet televisi UT, ataupun menikmati open educational resources yang dikembangkan UT sendiri (UT open courseware) dan yang diambil dari situs-situs dari mancanegara.

Prof Tian mengakui, UT selama ini lebih dikenal sebagai tempat kuliah para guru karena perguruan tinggi milik pemerintah ini mendapat mandat untuk menyelenggarakan program penyetaraan diploma dua dan S-1 bagi para guru. Setiap tahunnya ada sekitar 200 ribu guru ikut program penyetaraan.

"Program penyetaraan mulai tahun ini sudah mulai berkurang jumlahnya, karena programnya sudah hampir selesai. Sementara jumlah mahasiswa lulusan SMA/SMK baru sekitar 20 persen dari total mahasiswa baru. Kami berharap jumlahnya bisa ditingkatkan menjadi 35 persen tahun ini," ujarnya.

Kesuksesan UT dalam meningkatkan daya jangkau pendidikan tinggi lanjut Tian bukan satu-satunya prestasi UT. Sebab melalui kerja keras dan upaya yang tak ada hentinya, kini program-program akademik yang ditawarkan UT telah mendapatkan re-akreditasi bagi tingkat nasional maupun internasional.

Universitas Terbuka selama 27 tahun pelaksanaannya berhasil membuka akses masyarakat untuk kuliah secara fleksibel dan terjangkau dengan jumlah mahasiswa 576.625 orang setiap tahunnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog



Diberdayakan oleh Blogger.