Mudik Lebaran, Kedatangan TKI Melonjak 100 Persen

Para buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari Jateng mulai berdatangan di Bandara Internasional Ahmad Yani, Rabu (24/8), untuk mudik ke kampung halaman.

Data dari Balai Pelayanan Perlindungan dan Pemberangkatan TKI (BP3TKI) Jateng menyebutkan, sedikitnya 190 orang TKI mulai berdatangan sejak empat hari terakhir. Jumlah ini jauh melebihi jumlah kedatangan di hari biasa yang hanya rata-rata 60 orang per hari.

"TKI yang datang ini beragam negara tujuan, seperti Arab Saudi, Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Kedatangan paling banyak pada penerbangan sore dari bandara Singapura," ujar Irvan, staf BP3TKI yang bertugas di bandara, Rabu (24/8).

Sementara itu, General Manajer Bandara Internasional Ahmad Yani Kolonel (CPM) Priyo Jatmiko mengatakan, baru dua maskapai yang sudah mendapat izin untuk extra flight. Yakni Garuda Indonesia (1 flight) dan Batavia Air (1 flight). Keduanya mengajukan penambahan slot time mulai 27 Agustus mendatang.

Lebih lanjut, selama H-7 sampai H+7 bandara menetapkan batas akhir kedatangan pesawat pukul 23.00. "Hari biasa kami closing pukul 21.00, namun selama arus mudik dan balik Lebaran berlangsung ditolerir hingga pukul 23.00. Itu artinya lebih dari jam tersebut, kami tidak lagi menerima kedatangan pesawat," terangnya.

Selama arus mudik Lebaran ini diperkirakan terjadi lonjakan penumpang sekitar 10 persen. Adapun tiap hari jumlah pesawat yang datang bisa mencapai 30-32. Jumlah itu jauh melebihi pada hari biasa yang maksimal mencapai 30 pesawat.

Direktur Operasi dan Teknik PT AP I Harjoso T Prijanto menambahkan, traffic pesawat di Bandara Ahmad Yani ini masih lebih rendah dibanding Bandara Juanda (Surabaya) dan Bandara Adi Sucipto (Yogyakarta).

Menurutnya, dalam sehari jadwal penerbangan di Bandara Juanda bisa mencapai 400-450 flight, sedangkan di Bandara Adi Sucipto 60-70 flight per hari. Tidak dipungkiri selama arus mudik, terjadi delay karena traffic kedatangan pesawat yang begitu padat. Untuk itu, ia mengimbau pada maskapai agar benar-benar mematuhi regulasi.

"Kami mengimbau agar maskapai bisa disiplin dan tepat waktu. Semestinya kalau terjadi delay itu tanggung jawab maskapai, namun seringkali bandara yang terkena imbas," tukasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog



Diberdayakan oleh Blogger.