Sinopsis Sinetron Ranum Episode 6 - 10

Sinopsis Sinetron Ranum Bagian II Episode 6 - 10 diawali upaya Paris mengorek keterangan dengan cara mengambil hati sopirnya Maliq, Pak Anwar, dan mengorek semua informasi tentang semua anggota keluarga melaluinya. Jadi, sekarang Paris tau siapa yang bisa menghentikan pernikahan Maliq dan Ranum.

Sementara Jaya lagi penasaran banget nungguin kedatangan Ranum seperti biasanya ngambil baju-baju di konveksi, tapi ternyata malah Adila yang datang. Jaya nanya ke Adila soal Ranum. Adila ngasih tau kalo sekarang Ranum sudah mendingan, tapi dia masih harus istirahat 4-5 hari di rumah sakit dulu sebelum boleh pulang.



Sinopsis Sinetron Ranum Episode 6

Jody dan Bima langsung menatap Paris, pas bahwa dia nggak akan biarkan Ranum menjadi menantu di rumah keluarga Samira. Jody bertanya, memangnya apa yang akan Paris lakukan? Paris bilang dulu waktu dia pertama kalinya menjadi bagian di rumah itu.

Hal pertama yang dilakukannya adalah mengambil hati sopirnya Maliq, Pak Anwar, dan mengorek semua informasi tentang semua anggota keluarga melaluinya. Jadi, sekarang Paris tau siapa yang bisa menghentikan pernikahan Maliq dan Ranum.

Sementara Jaya lagi penasaran banget nungguin kedatangan Ranum seperti biasanya ngambil baju-baju di konveksi, tapi ternyata malah Adila yang datang. Jaya nanya ke Adila soal Ranum. Adila ngasih tau kalo sekarang Ranum sudah mendingan, tapi dia masih harus istirahat 4-5 hari di rumah sakit dulu sebelum boleh pulang.

Jaya serta merta datang ke rumah sakit dan menjenguk Ranum dengan membawa satu buket bunga. Adila yang tau kalo Jaya bakal jenguk, sudah duluan di rumah sakit nemenin Ranum. Ranum kaget melihat kedatangan Jaya. Dia amat terharu saat Jaya mendoakannya agar cepat sembuh. Adila memuji-muji Jaya setelah Jaya pergi. Dia bilang Jaya orang kaya tapi sangat baik.

Sementara itu Miranda hendak meninggalkan rumah dengan membawa makanan untuk Ranum dan Maliq, tiba-tiba aja Mansyur datang sambil marah-marah dan bilang bahwa Miranda harus memilih antara menikah kannya dengan Ranum atau mengembalikan semua uang yang dipinjamnya dari Mansyur. Miranda bilang dia kan sudah bilang ke Ranum kalo Ranum akan segera menikah dengan Maliq, yang berasal dari keluarga kaya raya. Nah, begitu Ranum menikah dengan Maliq, dia pasti akan mengembalikan uang Mansyur. Mansyur jelas marah banget sama jawaban Miranda, dan nuduh Miranda dan Ranum tuh pasangan anak ibu penipu. Mereka berdua telah menjebak Mansyur, “Jangan-jangan udah banyak korban yang kena tipu kalian, ya? Harus dilaporin ke polisi nih!!!”. Miranda jadi ketakutan. Mansyur nyerocos lagi, “Jadi sekarang mereka udah nemu mangsa yang lebih kaya untuk jadi korban penipuan? Dan Miranda nanti pasti akan menumbalkan anaknya sebagai umpan untuk menjebak cowok itu.” Pokoknya tuduhan Mansyur jadi ribet banget. Miranda murka dan melabrak Mansyur, menyuruhnya diam dan dia nggak peduli apapun perkataan Mansyur, karena Mansyur tidak ada apa-apanya dibanding Maliq.

Miranda bilang bahwa dia akan mengembalikan uang plus bunganya setelah pernikahan Ranum. Jadi, sekarang sebaiknya Mansyur pergi. Miranda datang ke rumah sakit dengan membawa makanan untuk Ranum dan Maliq. Maliq datang membawa bunga, coklat, dll untuk Ranum. Dia bahkan membawakan DVD player dan beberapa keping DVD.

Maliq menelepon Ranum dan mengobrol dengannya. Mereka juga mengobrol lewat hp pada larut malam. Ranum diizinkan pulang. Maliq datang dengan mengendarai mobilnya dan membawa Ranum pulang bersama dengan Miranda. Ranum lalu bilang pada Maliq bahwa dia ingin bertemu dengan Samira sebelum pulang ke rumah. Maliq dan Miranda terkejut, tapi Ranum memaksa, dia ingin bertemu Samira, baru setelah itu pulang ke rumah. Dengan penuh tanda-tanya, Maliq mengantar Ranum ke rumahnya.

Halimah menyambut Ranum dan tampak sangat senang. Mila bilang pada Samira bahwa Ranum datang. Samira mencibir, tapi akhirnya muncul juga menemui Ranum. Ranum minta maaf atas semua yang telah terjadi, tanpa dia tau, dirinya telah membuat banyak masalah bagi Samira. Mila, Paris dan Halimah juga ada di sana. Samira cuma diem aja, nggak ngomong apa-apa. Sampai akhir Halimah yang buru-buru menjawab bahwa sekarang lupakan semua yang telah terjadi, ini waktunya untuk merayakan kebahagiaan kita. Samira tersenyum penuh tipis dan mengiyakan Halimah. Sementara Paris bersikap wajar dan baik ke Ranum.

Mila membisiki Samira, kira-kira apa sih rencana yang ada di pikiran Ranum? Kok mendadak bela-belain ke sini dari rumah sakit. Aku yakin Ranum pasti dalam hati kesel banget, dan hatinya pasti menyimpan dendam terhadap kita. Sebelum dia belagak dan mendominasi kita, sebaiknya kita kasih tau dulu siapa kita, biar dia sadar di mana seharusnya dia berada. Samira setuju dan bilang biar, sekarang sih silakan aja dia masuk ke rumah ini, tapi liat aja nanti, apa yang pertama-tama akan mami lakukan. Mami akan bikin hidupnya menderita, serba kekurangan. nggak jauh deh dari kehidupannya sekarang. Jangan kira dia bakal hidup enak-enakan di siniii!

Persiapan menjelang pernikahan bisa dilihat di rumah Maliq. Samira, Mila, Fadia mulai berbelanja. Paris berpura-pura bersikap baik dengan bilang ke Attar, semua yang telah terjadi ternyata terjadi untuk sesuatu yang baik seperti sekarang ini. Lagipula, Maliq dan Ranum sudah saling mencintai, ya memang seharusnya mereka dipersatukan. Attar sangat senang mendengar kata-kata ini keluar dari mulut Paris.

Kartu undangan pernikahan dicetak dan Maliq datang membawa undangan tersebut untuk diperlihatkan pada Ranum dan Miranda. Ranum dan Miranda menyukainya. Mila tiba di kampus dan bertemu dengan Ruben. Jelas sekali bahwa Mila naksir berat. Ruben juga mulai keliatan naksir Mila. Ruben dengan blak-blakan menyatakan perasaan dan ketertarikannya terhadap Mila di hadapan semua teman-teman Mila. Mila merasa terbang karena sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan seseorang yang sangat blak-blakan dan romantis seperti Ruben. Mila benar-benar kesengsem.

Daniel melihat hal ini dan berusaha untuk mengingatkan Mila untuk hati-hati karena dia tidak yakin akan niat Ruben sebenarnya. Mila mengabaikan nasehat Daniel dan berpikir bahwa Daniel hanya cemburu yang nggak penting.

Sementara itu Ranum kembali menjalani rutinitasnya. Datang ke perusahaan Jaya Konveksi untuk mengambil baju-baju sisa ekspor. Ranum mampir ke ruangan Jaya. Jaya sangat senang meliat Ranum datang. Jaya mulai keliatan naksir Ranum. Tapi kemudian Ranum ngasih berita yang bikin Jaya kaget, bahwa mulai besok, bukan dia lagi yang akan mengambil baju-baju ini, tapi temannya, Adila. Jaya hampir ga bia nyembunyiin kekecewaannya dengan bertanya dengan suara melengking, kenapa Ranum nggak bisa lagi mengambil baju-baju itu? Ranum bilang kalo dia akan segera menikah dengan pacarnya Maliq. Jaya tertegun sekaligus ikut bahagia karena Ranum menikah dengan orang dari keluarga kaya. Dia memberi selamat pada Ranum, yang meminta Jaya untuk datang ke acara pernikahannya.

Sementara Mansyur merasa kesal saat mendengar Ranum akan menikah dengan Maliq. Secara kebetulan, saat itu orang suruhan Paris, Joe, yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa Fahrani, datang menemui Mansyur. Joe bilang pada Mansyur bahwa sama seperti Mansyur, dia juga ingin Ranum tidak jadi menikah dengan Maliq. Mansyur mengaku bahwa dia mencintai Ranum. Joe meyakinkan Mansyur bahwa impiannya menikah dengan Ranum bisa terwujud, dan dia akan memberikan Mansyur uang dua kali lipat dari uang yang Mansyur pinjamkan ke Miranda. Tapi ada syaratnya, Mansyur harus melakukan apa yang dia minta.

Seseorang bernama Joe menelepon Paris dan menginformasikan tentang pertemuannya dengan Mansyur.. Dan apa yang udah udah menjadi rencana mereka. Semuanya beres… dan dijamin pernikahan Maliq dan Ranum nggak akan terjadi. Upacara pernikahan Ranum dan Maliq digelar cukup mewah. Semua sosialita kota hadir. Beberapa wartawan juga ada di sana, karena Maliq cukup dikenal sebagai anak pengusaha terkenal. Para fotografer dan video berkumpul di sana untuk mengambil gambar dan merekam pasangan pengantin. Paris dengan cemas terus-menerus melihat ke pagar, seperti sedang menunggu seseorang. Dia melihat ke arah Jody dan Bima, yang juga ada di sana, dengan gugupnya.

Saatnya akad nikah, Miranda, Adila dan Oki mendampingi Ranum. Begitu Maliq mau membacakan akad nikah, tiba-tiba aja terjadi kehebohan, Mansyur masuk mengobrak-abrik acara. Dia berusaha menghentikan upacara pernikahan. Maliq, Attar dan Samira kaget, sementara Paris diam-diam tersenyum-senyum sendiri dan melihat ke arah Jody dan Bima. Mansyur bilang bahwa Miranda meminjam sejumlah uang padanya dengan imbalan menikahkan dirinya dengan Ranum, makanya dia datang ke sini untuk menghentikan pernikahan ini.

Lalu Mansyur mulai ngaco bilang kalo dia dan Ranum pernah jalan keluar berdua. Dan hanya mereka berdua yang tau apa yang telah terjadi antara mereka. Ranum menjawab omongan Mansyur dengan tenang, meski ibunya sempat menjodohkan dia dengan Mansyur, dan aku menolak karena aku nggak cinta, jadi mustahil banget dia pernah jalan berdua dengan Mansyur.

Maliq juga membelanya dengan mengatakan bahwa dia tau segalanya tentang Mansyur dan bahkan dia yang mencegah jodoh paksa itu. Miranda mengamini, dia mengatakan dia memang pernah meminjam uang, tapi akan mengembalikannya setelah acara pernikahan ini. Mansyur tetap ngotot bilang pada Miranda, kamu mau nikahin Ranum dan Maliq, karena Maliq lebih kaya dariku kan? Coba jawab, kalo ada orang yang lebih kaya dari Maliq, kamu pasti juga akan cegah pernikahan ini kan? Dasar matre! Miranda jadi sangat marah. Miranda menarik kerah bajunya sambil berteriak, “Dasar penipu!”. Drama pun terjadi. Para wartawan langsung mengabadikan pertengkaran ini.

Attar dan Mila berusaha mengendalikan wartawan dan menghentikan mereka. Sementara secara mengejutkan, Samira bilang bahwa dia sudah sangat dipermalukan, jadi dia nggak bisa melanjutkan pernikahan ini. Bagaimana dia akan menghadapi semua sosialita dan para petinggi kota yang hadir di sini??? Lebih baik mati, daripada harus menyaksikan kejadian sangat konyol dan memalukan ini. Samira nampak sangat marah dan histeris… Sementara Ranum merasa nggak enak banget. Paris pura-datang dan berusaha menenangkan Samira yang tampak sangat kesal melihat drama Ranum dan Mansyur. Samira kemakan omongan Mansyur tentang skandalnya dengan Ranum.

Maliq kesal dan panik, lalu mendesak Samira supaya meneruskan acara akad nikah karena Samira kemakan omongan Mansyur dan jadi salah paham, karena Mansyur ke sini memang tujuannya untuk menghentikan pernikahan dan memfitnah mereka. Maliq bilang dia percaya pada Ranum, dan itu yang paling penting. Maliq menyuruh Mansyur untuk pergi. Attar menyeret Mansyur ke luar. Miranda masih misuh-misuh. Samira dan Mila tampak dongkol. Samira bilang setelah penghinaan ini, dia engga bisa biarkan pernikahan ini dilanjutkan. Wartawan pasti akan menyiarkan di infotainment. Mau ditaro di mana mukanya? Samira mulai menangis.

Maliq hampir putus asa, untuk terus menyoba menenangkannya dan mengatakan bahwa Mansyur segitunya karena dia memang nggak bisa menikahi Ranum, Mansyur jauh lebih tua dan nggak pantas untuk Ranum. Mansyur mengarang cerita hanya untuk menggagalkan pernikahan ini, supaya dia bisa merebut Ranum. Maliq bilang dia yakin sepenuhnya soal Ranum. Dia akan melanjutkan upacara akad nikah ini. Nggak ada yang bisa memisahkan dirinya dan Ranum.

Halimah setuju dan akhirnya, setelah dibangun banyak ketegangan, Samira terpaksa menyetujuinya. Maliq dan Ranum pun resmi menikah. Dan malamnya, Ranum menjadi sangat sedih dan matanya berkaca-kaca. Dia bilang dia nggak pernah menginginkan ada kejadian memalukan seperti tadi mengotori pernikahannya… Maliq terus memberi semangat pada Ranum… Ranum pun berjanji akan menebus semua rasa sakit hati atau hinaan yang dialami keluarga Maliq. Dia akan lakukan apa saja semampunya untuk merebut hati mereka. Maliq menyakinkan bahwa seriring dengan perjalanan waktu, semua akan baik-baik saja.

Tentu saja Jody, Bima dan Paris merasa kesal karena mereka nggak mengira pernikahan ini tetap berlangsung. Jody bilang, sekarang semua sudat terjadi, jadi nggak usah dibahas. mending konsen sama tujuan utama mereka. Balas dendam dan melempar mereka semua ke jalan… Jody mendorong Paris untuk mulai action. Jangan ditunda lagi.

Bima menyela, pernikahan baru saja terjadi, jadi tunggulah beberapa saat lagi karena nggak mungkin bergerak sekarang. Paris pun setuju. Paris punya rencana pertama, dengan merusak hubungan kakak-adik Attar dan Maliq. Maliq sekarang sudah memiliki Ranum dan juga akan kembali ke rumahnya. Sebelumnya karena belum bisa memiliki Ranum sepenuhnya, Maliq sering kabur dari rumah.

Nah, sekarang mereka harus mengambil langkah tertentu yang membuat Maliq dan Ranum harus meninggalkan rumah dan pergi jauh. Setelah itu kita akan susun rencana lagi untuk merebut semua kekayaan keluarga itu dan mendepak Samira, Attar, Halimah dan Mila dari rumah mereka sendiri. Maliq dan Ranum pergi bulan madu ke Bali, karena Maliq tidak punya banyak waktu libur.

Halimah mendoakan mereka. Samira, Mila dan Paris bersikap wajar dan mereka mengantar kepergian sepasang pengantin baru itu dan mendoakan perjalanan yang lancar bagi mereka. Di tengah kebahagiaan mereka, Ranum menyuruh Maliq untuk menelepon rumahnya dan bicara sama Mami.

Maliq pun menelepon Samira. Samira berbicara normal dengan Maliq, tapi cuek saat bicara dengan Ranum. Maliq dan Ranum pun kembali dari bulan madu. Ranum memasakkan makanan istimewa untuk semua. Paris melihat ini sebagai kesempatan emas.

Dia menuangkan cairan pencahar ke dalam makanan yang akan disajikan untuk Samira. Samira pun jatuh sakit dan akibat diare dan muntah-muntah terus, Samira dehidrasi. Dokter keluarga diminta datang dan setelah memeriksa Samira, dokter menyarankannya untuk istirahat total selama seminggu dan harus dibantu dengan asupan makanan yang lembut-lembut.

Mila bilang pada Samira bahwa ini pasti si Ranum yang sengaja menaruh sesuatu di makanan Samira sebagai aksi balas dendamnya. Samira bereaksi dan bilang dia nggak akan biarkan si Ranum brengsek itu. Lalu Paris yang berdiri di ambang pintu dan mendengar pernyataan Mila. Dia tersenyum.

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 7

Sepulang Maliq dan Attar dari kantor, dengan penuh perhatian Maliq menanyakan tentang perkembangan kesehatan Samira. Ditanya begitu Samira jadi kesal dan melabrak Maliq, “Tuh, tanya sana sama Ranum! Karena Ranum yang bikin mami jadi menderita begini.

Mami tau, dia pasti sakit hati sama mami”. Samira merasa badannya sangat lemas, karena nggak berhenti muntah-muntah dan diare. Maliq menolak tuduhan Samira yang bilang Ranum sengaja melakukan semua ini untuk balas dendam. Maliq syok mendengarnya dan berusaha menjelaskan kesalahpahaman ini, tapi Mila malah mendukung pernyataan ibunya. Sedang Attar baru aja mau buka mulut ngomong sesuatu untuk membela Maliq, tapi Samira malah mengusirnya. Kalo Samira udah ngamuk, dan badmood, semua jadi kena damprat. Itu udah kebiasaan Samira. Pembantu nggak bersalah pun dimaki-maki cuma karena misalnya menanak nasi kelebihan dikit airnya.

Sementara semua kena damprat, Paris diem-diem tersenyum. Samira memaki-maki Maliq dan mengusirnya ke luar dari kamarnya. Maliq berjalan dengan perasaan sedih ke kamarnya. Ranum heran, dan nanya kenapa Maliq kok sedih? Maliq berusaha menghindari pertanyaan Ranum, karena tak mau menyakiti perasaan Ranum. Tapi Ranum malah jadi penasaran dan terus-terusan mendesaknya. akhirnya Maliq terpaksa buka mulut. Ranum tertegun begitu mendengar penjelasan Maliq dan bergegas menuju kamar Samira untuk menjelaskan permasalahan yang sebenarnya, tapi Maliq buru-buru mencegahnya. Karena dia hapal bener adat ibunya itu. “Jangan sekarang, momennya lagi ngga pas mami masih sangat emosi, jadi kamu mo ngomong apa aja juga ngga bakal didengerin”. Maliq meyakinkan Ranum kalo dia tau Ranum nggak bersalah. Ibunya bersikap begitu karena dia sendiri yang feeling guilty sama apa yang pernah dia lakukan ke Ranum.

Ranum jadi sedih, tampak putus asa dan menangis, tak mampu mengatakan apa-apa. Karena Ranum sangat ingin membahagiakan dan mengabdi sama ibu mertuanya. Tak ada secuilpun dendam dan niat jahat. Beberapa saat kemudian, setelah dirasa mungkin sudah agak tenang, Ranum berinisiatif datang membawa kopi ke kamar Samira. Samira, yang baru saja bangun, kaget dan bereaksi saat melihat Ranum. Ranum dengan suara yang sangat sopan dan manis menanyakan kabar Samira. Dan dengan berapi-api, dia mencak-mencak ke Ranum, menuduhnya menjadi biang keladi penyakit yang diderita Samira sekarang. Buat apa lagi kamu tanya gimana kabar saya, padahal jelas-jelas kamulah penyebabnya. Ranum memohon dan berusaha untuk meyakinkan Samira bahwa dirinya tak bersalah, tapi Samira tak mau mendengar alasan apapun. Mila juga datang dan menghasut ibunya untuk menjelek-jelekkan Ranum. Samira dan Mila menghina Ranum, hingga membuat Ranum menangis dan bergegas keluar karena nggak tahan sama tuduhan kasar mereka.

Ranum berusaha menenangkan diri di hadapan Maliq, tapi Maliq tau kalau Ranum tampak sedih. Maliq bertanya, kenapa Ranum pergi ke kamar Samira. Ranum harusnya nggak usah repot-repot meyakinkan Samira, Maliq tau kok faktanya bahwa Ranum emang nggak bersalah, trus kenapa Ranum harus cemas sih?

Maliq lalu berinisiatif mau menyenangkan Ranum. Maliq meminta Ranum untuk siap-siap, karena dia ingin ngajak Ranum pergi jalan-jalan. Dia akan bilang ke Attar bahwa dia tak bisa ke kantor hari ini. Ranum menolak ide ini, karena katanya ngga perlu repot-repot menghibur dia… tapi Maliq memaksanya. Maliq dan Ranum tiba di sebuah mall tempat mereka pertama kali bertemu. Mereka teringat bagaimana mereka bertemu. Mereka berdua langsung tertawa terbahak-bahak.

Maliq mengajak Ranum untuk jalan-jalan naik mobil. Terdengar musik di mobil, Maliq menjadi romantis dan merayu Ranum. Ranum tersenyum, dia juga jadi terbawa suasana. Maliq membawa Ranum ke sebuah butik mahal untuk membelikannya hadiah, tapi Ranum menolaknya. Ranum menjadi sedih saat teringat sikap Samira terhadapnya pagi tadi. Maliq berusaha menenangkannya.

Sementara itu Paris ada di kantor bersama dengan Attar. Dia bekerja dengan sangat efisien dan Attar terkesan. Di sisi lain, Attar juga mencemaskan insiden yang melibatkan Samira dan Ranum. Paris berusaha menenangkannya dan bilang dia tak mau ikut campur masalah ini, dengan membantu Samira dan Ranum baikan, karena jika dia mengatakan sesuatu yang baik tentang Ranum, pasti Samira akan marah padanya. Attar juga setuju, tapi dia tetap cemas dan merasa masalah ini tak boleh terus memanas seperti ini. Sementara itu, Mila makin sering ketemuan dengan Ruben di kantin kampus, bahkan mereka sering jalan bareng dan ketemuan di restoran.

Daniel melihat Mila menjadi makin akrab dengan Ruben dan rupanya Daniel nggak suka itu karena dia sadar Ruben bukan cowok baik-baik. Sebelumnya bisa kita gambarkan Daniel bertemu sama Ruben di tempat gaul di Kemang, dan Ruben dikelilingi cewek-cewek. Daniel berusaha menemui Mila beberapa kali, tapi Mila selalu menghindar dengan mengatakan dirinya sibuk dan akan menelepon Daniel balik nanti. Karena Mila tau, pasti Daniel mau ngomongin soal Ruben. Sampai Akhirnya Daniel berhasil untuk mencegat Mila dan bertanya kenapa selama ini Mila selalu menghindarinya?

Mila mengelak dituduh menghindar, dia hanya sedang sibuk. Daniel bilang dia tau Mila sedang sibuk apa sekarang, dan justru itu yang ingin dia ingatkan pada Mila. Daniel meminta Mila untuk berhati-hati pada Ruben karena Ruben bukan cowok baik-baik. Mila bereaksi karena dia merasa Daniel sudah ikut campur urusan pribadinya. Daniel bilang dia hanya berusaha mengingatkan Mila sebagai teman, sudah menjadi kewajibannya kan?

Terjadi perdebatan. Rupanya Mila paling ngga suka urusannya dicampuri dan pergi begitu saja ninggalin Daniel. Daniel kecewa. Ranum membelikan sebuket bunga untuk Samira. Maliq bilang Ranum tak perlu melakukannya, tapi Ranum memaksanya dengan mengatakan Samira pasti akan menghargainya.

Ranum dan Maliq tiba di rumah dan Ranum pergi menemui Samira sekaligus menyerahkan bunga padanya dan mendoakan agar Samira cepat sembuh. Di luar dugaan, dengan kasarnya Samira malah melempar bunga ke muka Ranum, mempermalukannya. Ranum sangat sakit hati, dia balik badan dan keluar dari kamar. Maliq jadi kesal. ini emang udah kelewatan. dia bilang pada ibunya kenapa ibunya tak bisa mengerti perasaan Ranum?

Samira meminta Maliq untuk diam, dan menegaskan bahwa hari ini Samira harus berbaring di tempat tidur juga akibat Maliq tak mau mendengarnya. Sebaiknya Maliq menjauhkan Ranum dari Samira, ujar Samira.

Semua orang tampak bersiap di meja makan, menunggu makan malam. Namun, Samira tak ada di sana. Attar bertanya kenapa ibunya nggak ada di sini. Maliq bilang dia akan panggilkan Samira. Saat Maliq hendak beranjak menuju kamar Samira, Halimah bilang biar dia saja yang memanggilkan Samira. Halimah membujuk Samira untuk bergabung dengan yang lain di meja makan.

Saat Samira disajikan bubur, dia bertanya siapa yang membuatnya. Ranum bereaksi. Paris senyum. Attar juga menyaksikan semua ini. Maliq meyakinkan ibunya bahwa Ranum nggak memasak apa pun. Semua dimasak pembantu. Cuma Paris yang memasak satu jenis masakan. Samira tampak lega. Semua orang mulai makan, tapi Ranum tampak sedih karena Samira menanyakan siapa yang memasak masakan untuk makan malam.

Jody, Bima dan Paris berkumpul. Mereka semua sangat senang. Mereka tertawa riang. Paris bahagia dengan keberhasilannya menciptakan konflik antara Ranum dan Samira. Namun Jody bilang nggak akan mudah bagi mereka untuk mendepak Ranum dan Maliq dari rumah itu. Paris meyakinkan mereka bahwa dia tau apa yang dia lakukan. Paris memintanya untuk menunggu dan lihat aksinya selanjutnya, yang akan menggemparkan semua orang yang ada di rumah itu.

Halimah sedang berbaring di atas ranjang di kamarnya pada malam hari, dan Ranum duduk di sampingnya sambil memijat kakinya. Halimah menceritakan kisah-kisah keagamaan dan nasehat tentang pentingnya agama. (Secara nggak langsung, Halimah menasehati Ranum bahwa seorang perempuan harus sabar meski keadaan nggak berpihak padanya dan yakinlah suatu saat nanti semua akan baik-baik saja). Ranum mendengarkan dengan seksama dan teringat akan almarhum ayahnya. Ranum bilang pada Halimah bahwa ayahnya dulu biasa menceritakan kisah serupa tentang Allah dan doa-doa Islami. Halimah terkesan akan pengetahuan Ranum tentang kitab. Halimah memeluknya sembari mendoakannya.

Maliq, yang menunggu di kamarnya, resah karena Ranum belum juga datang. Dia terus memandangi jam tangannya. Maliq jadi gelisah. Setelah beberapa saat, Ranum datang dan ia bercerita bahwa dia sangat menikmati kisah-kisah dari Halimah. Ranum lalu jadi emosional dan bilang bahwa dia menanti hari di mana Samira akan mengizinkan dirinya untuk melayani Samira juga.

Mata Ranum berkaca-kaca dan Maliq memeluknya dan berusaha menenangkannya. Ranum lalu bilang dia akan mengambilkan susu untuknya. Maliq menolaknya, dia bilang dia tak mau susu. Ranum bilang bahwa tadi kan Maliq makan malamnya lebih awal, jadi sekarang Maliq harus ngemil atau minum susu. Setelah mengatakan ini, Ranum keluar dari kamar. Saat Ranum melewati kamar Attar dan Paris, Paris tampak mengamati Ranum yang pergi ke dapur. Attar rupanya ada di kamar mandi.

Samira duduk di ranjang kamarnya, membaca majalah dan ada segelas susu di atas mejanya. Jendela/pintu kamarnya terbuka. Nggak lama kemudian Ranum melewati kamar Samira sambil membawa segelas susu. Samira melihatnya dan mencibir. Begitu Ranum melewati kamar Samira, Paris yang sejak tadi berdiri di balik pintu atau pilar, membuka kotak kecil dan melemparkan cicak ke dalam kamar Samira, di dekat meja di mana ada segelas susu di atasnya. Samira bereaksi karena dia melihat ada sesuatu yang jatuh masuk ke kamarnya, tapi dia tak bisa langsung melihatnya. Samira mengangkat bahunya dan kembali membaca majalah. Dia tiba-tiba melihat cicak melompat ke ranjang dan merangkak ke arahnya. Samira menjerit ketakutan, karena Samira sangat trauma dengan cicak.

Sambil jejeritan dan berlari keluar kamarnya, Samira memanggil Attar dan Mila, dan keluar dari kamarnya… Paris yang saat itu sudah masuk kembali ke kamarnya, bereaksi saat mendengar jeritan Samira. Attar dan Paris langsung ke ruang tengah di mana Samira berdiri dan menjerit. Mila dan para pembantu juga ada di ruang tengah. Ranum dan Maliq juga berlari menuju sana.

Maliq menenangkan Samira bahwa dia tak perlu cemas, dia akan membuang cicak itu keluar. Samira bilang cicaknya memang bisa saja dibuang, tapi masalahnya dari mana cicak itu masuk. Kamu tau, Mami anti cicak… Pintu kamarku memang terbuka, dan si manusia sial ini (menunjuk Ranum) kali yang lempar kadal ini ke kamar supaya aku mati. Maliq tertegun dan bilang semua itu nggak masuk akal.

Saat itu Halimah datang dan Samira memojokkan Halimah yang selalu membela Ranum dan memuji-muji Ranum, makanya Ranum jadi besar kepala dan berencana membunuh Samira. Halimah, Ranum dan Maliq sampe kaget mendengar tuduhan keji begitu. Sebaliknya Mila langsung aja yakin itu salah Ranum, dan mendekati Ranum, hendak memukulnya. Ranum jadi kaget dan mundur ketakutan… Mila kesal, berani-beraninya Ranum melakukan hal seperti itu pada ibunya. Ranum memohon pada mereka, menyatakan bahwa dirinya nggak bersalah.

Paris menikmati kesalahpahaman ini. drama pun terus memanas. Samira dan Mila menuduh Ranum. Halimah dan Maliq membela Ranum. Dengan suara bergetar, Ranum meminta Samira untuk nggak berpikiran buruk padanya. Paris dan Mila menenangkan Samira. Attar akhirnya jadi sangat jengkel dan terganggu. Maliq berhasil menangkap cicak itu dan membuangnya ke luar.

Attar dan Paris ada di kamar mereka. Attar bilang yang baru saja terjadi benar-benar di luar perkiraan. Paris bilang, dia tau kalau Attar kesal, tapi kan mereka juga pengantin baru, harusnya mereka bahagia dong. Attar masih sangat kesal, tapi dia memeluk Paris. Ranum menangis sedih di kamarnya. Maliq terus menerus menghiburnya. Ranum sedih, kenapa dia nggak diberi kesempatan untuk membahagiakan mertuanya. Kenapa mertuanya begitu membencinya. Maliq tak bisa berkata apa-apa, cuma bilang, kita harus terus berbuat baik, suatu saat orang akan melihat siapa kita sebenarnya… Lalu untuk menghiburnya, Maliq mengajak ke rumah Miranda besok pagi.

Ranum dan Maliq pergi ke rumah Ranum selama beberapa hari. Miranda sangat senang melihat Ranum. Maliq membawakan hadiah dan makanan untuk Miranda. Maliq juga memberikan uang agar Miranda bisa mengembalikan yang Mansyur… Miranda berterima kasih padanya dan langsung memanfaatkan situasi dengan menceritakan masalah keuangan pada Maliq. Maliq memberikan uang tambahan.

Ranum memohon untuk nginep sementara di rumah Miranda. Ranum mengabulkannya. Lalu Maliq pergi, meninggalkan Ranum dan Miranda. Miranda melihat Ranum tampak sangat pendiam, dan dia bertanya pada Ranum, ada apa? Ranum nggak mau cerita. Miranda pergi menemui Mansyur dan mengembalikan uang pinjamannya. Mansyur bilang bahwa dia sangat senang karena ada orang yang mau memberikannya uang dua kali lipat dari pinjamannya untuk Miranda…, tujuan orang itu adalah menghentikan pernikahan Ranum.

Secara mengejutkan, Mansyur lalu mengaku bahwa dia sebetulnya udah dapat uang banyak jadi kejadian Ranum menikah itu. lebih dari uang yang dipinjam Miranda. Jadi sebetulnya Mansyur sih udah nggak ngarep uang ini… tapi kalo ada, ya kenapa ditolak?Miranda kaget! Apa? Siapa yang bayar kamu untuk bikin kerusuhan di acara pernikahan anak saya? Mansyur bilang dia nggak tau. Miranda penasaran dan terus mendesaknya. Tapi Mansyur bilang, dia bener-bener nggak tau. Miranda buru-buru balik ke rumah dan lapor ke Ranum mengenai hal ini. Ranum kaget, langsung berpikir kira-kira siapa yang tega melakukan itu? Miranda mengingatkan Ranum, apa mungkin Paris? Ranum juga berpikir begitu. Apa yang harus mereka lakukan?

Pada malam hari, Miranda bangun dan melihat lampu di rumah Ranum masih menyala. Miranda pergi ke kamarnya dan mendapatkan Ranum menangis. Miranda memaksa Ranum untuk mengatakan yang sebenarnya, tapi Ranum hanya diam. Akhirnya Ranum terpaksa mengaku kalau Samira menuduhnya mencoba selalu mencelakakannya. Pagi-pagi sekali, Miranda diam-diam dengan perasaan kesal pergi menemui Samira. dia ingin tau apa sebenarnya masalah antara Ranum dan Samira. di depan pintu, Miranda dan Samira saling berhadapan. seperti musuh bebuyutan. Mata mereka saling menatap. Ya, Tuhan, apalagi yang akan terjadi?

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 8

Miranda mendatangi kediaman Samira dan menuduhnya telah menyiksa Ranum… Miranda juga melabrak Samira, menuduhnya menyuap seseorang untuk menyabotase pernikahan Maliq dan Ranum.

Samira jelas sangat kesal dengan tuduhan-tuduhan Miranda dan memperingatkan Miranda untuk jangan asal ngomong, karena dia sama sekali nggak melakukan itu semua…. Sementara itu, Paris ikutan keluar. Miranda bilang, kalo bukan Samira, berarti pasti dia Paris… karena Paris juga nggak suka sama Ranum. Miranda mengancam mereka, bahwa dia akan lapor polisi atas semua yang menimpa Ranum, karena semua itu tidak adil dan kejam. Samira pun makin naik pitam…. sementara Paris tercenung.

Drama makin memanas dan Samira memperingatkan Miranda untuk enyah dan jangan menginjakkan kakinya lagi di rumah ini. Miranda lalu mengancam Samira bahwa dia nggak bakal berhenti. Samira lalu menelepon ke Ranum dan langsung memaki-makinya. Ranum bengong, ini soal apalagi? Samira makin kesal, jangan pura-pura nggak tau. Kamu ngadu-ngadu kan sama ibu kamu? Dan kamu nyuruh ibu kamu yang kampungan dan nggak tau malu datang ke sini dan lagi-lagi hanya untuk bikin keributan dan mengancam Samira. Tapi asal tau saja, Samira nggak takut pada siapa pun. Lalu Samira balik mengancam Ranum, kalo saja sampe ibu kamu itu berani menginjakkan kaki ke sini, Samira nggak akan segan-segan untuk bertindak kejam.

Ranum sedih, kenapa masalah sama ibu mertuanya kok nggak pernah abis-abis? Gimana dia bisa mengambil hati Samira, kalo begini? Pas Miranda balik ke rumah, Ranum langsung menegur ibunya, soal dia datang ke rumah Samira hanya untuk bikin ribut. Ranum heran, bertanya kenapa kok Miranda malah terlihat ingin menghancurkan hidup Ranum? Ranum sangat kecewa dan tegang hingga dia tak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan nyerocos ke Miranda, memperingatkannya untuk nggak ikut campur urusan pribadinya. Miranda membela diri dengan mengatakan semua yang dia lakukan semata-mata untuk kebaikan Ranum, dan bukan dia yang menghancurkan hidup Ranum, tapi Samira dan Mila lah oknumnya. Miranda bilang, dia rasa Samira, Mila dan Paris bersekongkol untuk menjatuhkan Ranum, makanya mereka berani memberi banyak uang sogokan ke Mansyur.

Jaya, pengusaha muda yang baik hati, agak gendut dan berwajah pas-pasan itu, lagi mikirin Ranum… Dia sebetulnya kesengsem sama Ranum, tapi nggak berani cerita… Dan karena ngga beraninya itu, akhirnya malah Ranum udah menikah dengan orang lain… Jaya sedih…

Sementara Adila datang ke perusahaan Jaya Konveksi untuk mengambil baju-baju. Dia bertemu dengan Jaya. Adila bertanya kenapa Jaya tak datang ke pernikahan Ranum? Jaya kaget, gugup… mengarang alasan, dia harus mengerjakan kerjaan, jadi tak bisa datang ke sana.

Jaya lalu meminta Adila untuk ke ruangannya… Adila pun ke ruangan Jaya… Dan ternyata Jaya membeli kado pernikahan untuk Ranum, tapi belum sempat memberikannya pada Ranum. Jaya meminta Adila untuk menyampaikannya ke Ranum.

Adila pun datang ke rumah Ranum dan menyampaikan hadiah dari Jaya. Ranum tersentuh dan meminta Adila untuk menyampaikan rasa terima kasihnya yang dalam pada Jaya. Pria yang baik hati… Adila menggoda Ranum, kayaknya dia patah hati deh sama kamu… Ranum tertawa, hush ngaco aja ah… Adila ngotot, eeeh seriusss…. dia kayaknya kecolongan deh pas tau-tau kamu udah kawin… Padahal dia baru aja mau PDKT, hahaha…

Ranum bilang, Adila nggak usah ngarang cerita… Mana mau bos konveksi sama aku? Atau, buat kamu aja Adilaaa? Adila ketawa, ya gue sih mau banget… Tapi gimana dong, Mas Jaya maunya sama kamu tuuuuh… Ranum dan Adila jadi ketawa-ketawa berdua… Ranum merasa terhibur dengan kedatangan Adila… Karena dia merasa belakangan ini belum pernah bisa ketawa lepas begini…

Malamnya, Maliq datang ke rumah Miranda untuk menjemput Ranum. Dari Ranum, Maliq tau bahwa Miranda mendatangi rumahnya dan bikin heboh di sana. Tapi Miranda muncul dan langsung merubah perhatian Malig dengan bilang bahwa ada orang yang menyuap Mansyur untuk menyabotase pernikahan mereka, tapi keluarga Maliq menampik tuduhan itu… Padahal menurut info sih ada seseorang dari keluarga Maliq yang telah memberi suap. Maliq tercengang mendengarnya. Ranum bertanya, buat apa sih sampe sebegitu memusuhi dirinya?

Miranda bilang bahwa dia seratus persen yakin Paris yang melakukannya. Maliq meminta Miranda untuk jangan khawatir akan Ranum, karena dirinya pasti akan menjaga Ranum. Ranum udah jadi istriku… Jadi tanggung jawabku… Maliq juga meminta Miranda untuk nggak bikin geger dan bertengkar lagi dengan ibunya. Maliq tau Miranda sayang sama Ranum, dan ingin yang terbaik untuk Ranum. Makanya jangan bikin Ranum makin susah bisa mendekati Samira…

Miranda cuma manggut-manggut aja… Nggak yakin juga, apa dia benar-benar mendengar omongan Ranum atau tidak. Maliq ngajak Ranum pulang. Attar, Paris, Ranum, Mila, Halimah ada di sana. Samira menatap Ranum dengan kesal. Mila juga sangat kesal dan bilang pada Maliq, kenapa Maliq membawa Ranum ke sini lagi? Samira lalu langsung menyindir habis Ranum, beraninya ibu kamu itu datang dan bikin heboh di sini. Mila ikut-ikutan, iyaaa pake ngancem-ngancem segala lagi… Emangnya dia siapa? First lady?

Maliq langsung menghentikan omongan mereka, dengan bilang bahwa Maliq udah jamin Miranda untuk nggak akan melakukan hal seperti itu lagi… Samira nggak percaya orang kayak Miranda itu bisa dikasih tau dan nyadar… Maliq kesal sama Samira…

Tapi drama terus memanas antara Samira, Mila, Ranum dan Maliq. Akhirnya Ranum nggak tahan lagi, dan dia minta maaf pada semua orang atas kelakuan ibunya. Setelah itu Ranum masuk ke kamarnya. Maliq bilang jika mereka semua berusaha menciptakan hubungan yang harmonis di antara keluarga, pasti situasi akan jadi tenang dan harmonis. Maliq juga menyusul pergi ke kamarnya.

Attar tampak sangat galau. Dia bilang ke Paris bahwa sebaiknya mereka pergi berlibur, meski pun ada banyak kerjaan di kantor. Abis drama di rumah kayaknya ngga brenti-brenti dan bikin stress… Namun Paris menolak usulan Attar, karena Attar sebaiknya nggak lari dari tanggung jawab di kantornya. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya mereka berusaha untuk mengembalikan ketenangan dalam rumah ini. Paris juga ingin menghapus jarak antara Ranum dan Samira. Attar terkesan dengan perhatian Paris pada keluarganya. Dia setuju dengan Paris, tapi bertanya, bagaimana caranya? Paris meminta Attar untuk sabar larena dia merasa sebentar lagi semua akan beres.

Di kampus, Mila makin dimabuk cinta sama Ruben. Ruben pun mulai mengenalkan Mila pada teman-teman gaulnya, dan sering ngajak Mila ikutan clubbing… Ruben pun keliatan kayak udah lama pacaran sama Mila, dia sok sok cuek main peluk, cium… tapi Mila masih jaim… Masih tetap jaga jarak dengannya. Daniel sempet liat Mila clubbing sama Ruben Cs… dan dia terus-menerus memperhatikan Mila dan Ruben.

Esok harinya di kampus, Daniel menemui Mila bilang kalo track recordnya Ruben tuh ngga bagus. Tukang maenin cewek… Daniel berusaha meyakinkannya Mila, kalo Ruben tuh punya cewek di mana-mana… Di kampus aja banyak mantannya Ruben… tapi Mila malah kesal dan marah, “So what? Biarin aja dia ma cewek lain begitu, yang penting sama aku nggak. Lagian apa peduli kamu sih? Nggak penting deh bahas beginian!!”

Daniel kesel karena niatnya baik, tapi jawaban Mila malah ketus banget… Mila jadi naik pitam… Temen-temen lainnya jadi pada mendatangi mereka, karena Mila keras banget marah-marahnya… Mila menghina Daniel di hadapan temen-temennya dengan memperingatkan Daniel untuk tidak menggurui Mila lagi… karena Mila bukan anak kecil, dia cukup pintar untuk menjaga dirinya sendiri. Mila pergi dengan kesal. Daniel sakit hati dan memutuskan untuk nggak mau peduli lagi sama Mila.

Di rumah, Ranum sedang membantu para pembantu beres-beres rumah. Dia mendatangi Halimah dan mengoleskan obat untuk sakit punggung Halimah. Ranum mengoleskan salep sambil memijat punggung Halimah. Seorang pembantu membawa bahan-bahan makanan yang dibelinya di toko. Ranum membawanya ke dapur. Paris, Samira dan Mila mengawasinya, berpikir bahwa Ranum melakukan itu semua hanya untuk merebut hati mereka. Di depan Samira dan Mila, Paris bilang ke Ranum bahwa sebaiknya sekarang Ranum istirahat, karena capek kan udah seharian. Lagipula, buat apa kerja sekeras itu kalau ada banyak pembantu yang mengurus semuanya… Ranum bilang gapapa kok. Ranum bertanya apa Samira, Mila mau dibuatkan teh atau kopi? Samira cuek. Mila bilang ‘ya ya ya, kopi rasa racun, sekali tenggak mati lah kita semua.’

Ranum sakit hati mendengar jawaban Mila. Paris melihat Samira dan Mila sedang duduk di ruang tengah. Paris memastikan bahwa tak ada yang melihatnya. Dia lalu pergi ke kamar Samira. Paris mengambil kunci dari meja dan membuka lemari baju. Paris kembali mengintip keluar untuk memastikan tak ada yang melihatnya…. Kemudian Paris mengeluarkan kotak perhiasan dari lemari dan membuka kotak itu. Paris mengambil satu kalung dan sepasang giwang. Lalu dia tampak menaruh kotak itu ke dalam lemari. Paris sengaja membiarkan pintu lemari agak terbuka. Paris pun berjinjit keluar kamar.

Samira masuk ke kamarnya dan bereaksi saat dia melihat lemari bajunya terbuka dan kotak perhiasan agak mencuat keluar, seperti habis diambil. Dengan segera dia mendekati lemari dan mengecek kotak perhiasan tadi, Samira melihat kalung dan antingnya hilang. Samira terkejut dan memanggil semua orang. Para pembantu, Halimah, Mila, Ranum semua langsung sigap. Samira bilang bahwa tak ada satu pun pembantu yang boleh masuk ke kamarnya tanpa kehadiran Samira di sana, lantas siapa yang mencuri perhiasan Samira? Ranum diam saja. Halimah bilang dari dulu, kejadian macam ini kan tak pernah terjadi, masa sekarang bisa kejadian sih?

Samira bilang ya kenyataannya ini terjadi. Mila bilang jika pembantu nggak masuk kama Samira, lantas siapa? Semua orang harus digeledah karena pasti perhiasan itu masih ada di dalam rumah. Halimah setuju, jika memang masih ada rumah, ya harus dikembalikan. Mereka mulai mencari bersama dengan para pembantu, memeriksa semua barang-barang para pembantu. Mila juga mengancam mereka bahwa jika mereka nggak berhasil menemukan perhiasan itu, polisi akan ditelepon.

Tapi mereka tak berhasil menemukannya. Mila dan Samira mencari di kamar Ranum. Halimah mengawasi. Ranum sebenarnya agak tersinggung digeledah begitu… Dalam hati dia terus menyebut doa. Alhamdulillah, di kamar Ranum juga nggak ditemukan perhiasan. Ranum menghela napas lega. Samira nggak masuk ke kamar Paris dengan mengatakan, buat apa juga Paris ambil perhiasan itu? Dia sih udah lebih kaya daripada kita…

Tapi Halimah bilang bahwa kalau Ranum saja harus digeledah seperti itu, kenapa Paris tidak? Paris langsung mengiyakan Halimah. Mila masuk ke kamar Paris, tapi Samira tetap di luar. Mila menggeledah barang-barang. Ternyata Paris dengan sengaja menaruh perhiasan itu di tempat yang mudah dilihat. Mila pun cepat menemukannya. Semua orang syok.

Paris bilang perhiasan-perhiasan itu nggak ada artinya baginya. Paris langsung mengeluarkan 3-4 set perhiasan berlian dari lemarinya dan menunjukkan pada semua orang, menyebutkan harga masing-masing set. Yang ini harganya 18 juta dan yang ini 25 juta, sementara yang ini warisan, jadi harganya tak ternilai.

Jadi, buat apa aku mencuri perhiasan murah seperti itu? Paris mengatakan bahwa pasti ada seseorang yang dengan sengaja menjebaknya, caranya ya menaruh perhiasan Samira di kamarnya. Ranum tertegun mendengarnya. Paris melihat Ranum dan bilang aku kira kamu itu baik, malah aku sempat berpihak padamu… tapi kok kamu begini ya membalas sikapnya ke aku? Ranum kaget, seperti dituduh, “Aku melakukan apaaa??”

Paris terus melanjutkan omongannya, sebelum aku nikah dengan Attar, kamu udah berusaha menjelek-jelekkan aku dengan mengumbar kebohongan tentang semua yang kamu dengar di telepon waktu itu, supaya Samira dan Mila ga percaya lagi sama aku… Tapi jangan lah Ranum… nggak baik selalu memfitnah sepeti itu… Aku aja waktu itu sampe sediiiih banget, kenapa keadaan jadi makin kacau gini…, pikirku saat itu. Dan sepanjang hari ini, aku selalu bilang sama Attar, bahwa aku akan lakukan yang terbaik untuk menghapus jarak antara kamu dan Mami Samira, tapi kamu malah kayaknya pengen jauhin aku dari keluarga ini.

Samira menenangkan Paris dengan mengatakan bagaimanapun caranya Ranum memfitnah Paris, Samira nggak akan pernah kemakan omongan Ranum…. Dan menurut Samira, ini sudah keterlaluan. Ranum masih bingung. Samira lalu menghubungi Attar dan Maliq, dan menyuruh mereka segera pulang. Attar bilang dia masih ada meeting di kantor jam 4 nanti. Dan ini adalah meeting yang sangat penting. Attar meminta Samira untuk sabar menunggunya. Attar bilang ke Maliq bahwa dia sangat sedih akan nasib keluarga mereka.

Attar dan Maliq tiba di rumah. Semua orang ada di sana. Konflik pun meledak. Paris menangis tersedu-sedu dan meyakinkan seluruh anggota keluarga bahwa Ranum memang mengincar Paris. Mila dan Samira memihak Paris. Halimah menenangkan Ranum. Akhirnya masalah pun meruncing di mana Paris bilang sepertinya dia nggak sanggup tinggal di rumah ini lagi, meski dia sangat ingin tetap tinggal bersama Samira dan yang lainnya. Samira bilang Ranum lah yang harus pergi, bukan Paris. Samira menambahkan, Ranum melempar cicak, menyuruh ibunya menghinanya… Apa yang bisa mami pertahankan dari dia?

Ranum menangis. Maliq berusaha membela Ranum dengan mengatakan bahwa ini semua bohong dan tak ada buktinya. Samira geram dan menyuruh Maliq enyah bersama istrinya itu. Hanya itu solusinya. Halimah berusaha menengahi dengan mengatakan itu tidak mungkin dilakukan. Lantas Samira bertanya jika cara ini tidak bisa dilakukan, apa cara lain yang bisa dilakukan? Samira bilang dia tak akan membiarkan Paris pergi, karena rumah ini sudah seperti rumahnya sendiri, kenapa dia harus pergi dari sini. Ranum lah yang harus pergi dari sini!

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 9

Miranda mendatangi rumah Samira dan menuduhnya telah menyiksa Ranum. Miranda juga menuduh Samira telah menyuap seseorang untuk menyabotase pernikahan Maliq dan Ranum.

Miranda berkata pada Ranum bahwa dirinya merasa bahwa Samira dan Paris sudah bersekongkol untuk menjatuhkan Ranum dengan memberi uang sogokan kepada Mansyur.

Maliq datang ke rumah Miranda dan memberitahunya bahwa dirinya akan selalu menjaga Ranum dan meminta Miranda untuk tidak bertengkar lagi dengan Samira.

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 10

Maliq ga percaya kalau Ranum mencuri. Samira ngotot. Ranum bilang kalau dia tidak memfitnah siapapun. Paris bilang sepertinya dia nggak sanggup tinggal di rumah ini lagi, meski dia sangat ingin tetap tinggal bersama Samira dan yang lainnya. Samira bilang Ranum lah yang harus pergi, bukan Paris. Samira menambahkan, Ranum melempar cicak, menyuruh ibunya menghinanya… Apa yang bisa dipertahankan dari dia?

Ranum menangis. Maliq berusaha membela Ranum dengan mengatakan bahwa ini semua bohong dan tak ada buktinya. Samira geram dan menyuruh Maliq juga pergi dari rumah itu. Halimah berusaha menengahi dengan mengatakan itu tidak mungkin dilakukan. Samira bilang dia tak akan membiarkan Paris pergi, karena rumah ini sudah seperti rumahnya sendiri, kenapa dia harus pergi dari sini. Ranum lah yang harus pergi dari sini! Drama memanas. Attar dan Maliq bertengkar. Maliq bilang ia ga mau ada pengusiran seperti ini. Ranum dan Paris itu punya kedudukan yg sama di rumah ini. Sama-sama menantu.

Samira bilang mereka berbeda. Paris adalah menantu yg baik dan Ranum adalah menantu yg buruk. Maliq membela Ranum. Samira tidak terima. Ranum tidak kuat lagi lalu pergi ke kamarnya. Maliq bilang bahwa mamanya sudah keterlaluan. Maliq menenangkan Ranum. Ia bilang bahwa satu-satunya jalan adalah pergi dari rumah ini. Namun Ranum tidak tenang kalau langsung pergi dari rumah itu. Ia ingin membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Ia tidak memfitnah siapaun. Ia berusaha tetap sabar. Ranum percaya bahwa ia bisa kuat asal ada Maliq disisinya. Maliq mencium tangan Ranum.

Paris berusaha meyakinkan Attar bahwa Ranum yg memfitnahnya. Namun Attar masih ragu. Apa betul Ranum seperti itu? Samira menuduh Ranum bahwa semenjak ada dia sikap Maliq itu berubah. Mila juga menjelek-jelekannya. Lalu Halimah datang dan membela Ranum. Samira bilang bahwa Ranum itu bermuka tembok! Ga punya malu! Halimah berusaha menguatkan Ranum agar ia jangan bersedih. Halimah bilang kalau Ranum mau menangis ya menangis saja supaya lega.

Jody menelpon Paris. Mereka berbincang-bincang mesra. Samira memergokinya dan bertanya pada Paris siapa yg dia telpon. Paris yg kaget menjawab bahwa ia telpon dengan Attar. Samira sangat senang melihat Paris dan Attar semakin mesra.

Ranum menulis surat untuk Samira di kamarnya. Maliq datang, Ranum berusaha menyembunyikannya. Maliq merebut surat itu dan membacanya. Maliq marah, ia tidak suka Ranum melayani semua orang di rumah itu layaknya seorang pembantu. Itu sama saja merendahkan Maliq sebagai suaminya. Mila diam-diam menguping pembicaraan itu.

Ranum termenung sendiri. Maliq datang dan meminta maaf pada Ranum. Maliq bilang lain kali Ranum jangan bertindak gegabah seperti itu. Samira dan Mila itu pasti akan menyingkirkan orang-orang yg mereka benci.

Di kampus, Mila bilang pada Ruben kalau Daniel menceritakan yg aneh-aneh tentang dia. Kata Daniel, Ruben itu suka mainin cewek. Ruben bilang kalau Daniel itu cuma iri karena dia tidak bisa mendapatkan Mila.

Ranum membantu para pembantu di dapur. Saat ia pergi mengambil teh untuk para tamu, Paris memanaskan cangkir teh yg akan digunakan ke oven. Ranum kembali dan menuangkan teh ke cangkir, ketika mengangkat nampannya Ranum kaget dan melepaskan nampan itu karena sangat panas. Cangkir pun pecah semua. Ranum sempat melihat Paris yg kabur. Samira marah-marah pada Ranum. “Ranuuuum..kamu lagi!” Ranum berusaha menjelaskan namun Samira tidak mau tahu.

Mila menampar Daniel. Dia ga terima kalau ia menjelek-jelekan Ruben. Ruben berusaha menengahi. Daniel kesal lalu pergi. Mila marah “kamu ga sopan banget sih!” Daniel menceritakan apa yg ia lihat malam itu namun Mila ga percaya.

Paris memfitnah Ranum dengan bercerita kepada Attar bahwa Ranum berusaha membuat Samira terkena luka bakar dengan memanaskan cangkir ke dalam oven. Bahkan Ranum menuduh Paris yg melakukannya. Attar menjadi bingung. Mengapa Ranum berubah secepat itu? Paris bilang mungkin Ranum tidak berubah tapi memang aslinya seperti itu.

Paris mengendap-endap masuk ke kamar Samira saat Attar tidur. Ia menuangkan minyak ke lantai lalu pergi. Samira bangun tidur, lalu ia jatuh tergelincir karena minyak itu. Samira teriak. Semua orang langsung menghampiri kamar Samira. Mila bingung kok bisa ada minyak di lantai. Maliq mau membantu Samira namun Samira menolaknya. Ia malah meminta bantuan Attar. Paris mengusulkan untuk segera memanggil dokter. Samira meminta Maliq untuk membawa Ranum keluar dari kamarnya.

Samira menuduh Ranum yg menuang minyak di lantai. Maliq membela Ranum “jangan fitnah dong,ma” Mila bilang kalo mending Maliq membawa Ranum pergi dari rumah ini. Samira setuju. Maliq dan Halimah marah. Kata Samira “kamu yg keluar, atau saya yg akan keluar!” Maliq menyerah, ia ga bisa berbuat apa-apa lagi dan memutuskan untuk pergi dari rumah itu. Paris tersenyum penuh kemenangan. Halimah sangat kecewa. Ia mencoba melarang Ranum dan Maliq untuk pergi. “ini kan rumah kamu juga” Namun Maliq sudah tidak merasa nyaman lagi tinggal di rumah itu. Kasihan Ranum selalu disalahkan, tidak dihargai, difitnah. Allah itu paling ga suka dengan adanya fitnah, kata Maliq. Lebih baik kami berdua pindah dari rumah ini.


0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog



Diberdayakan oleh Blogger.