Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat akan memaksimalkan penggunaan jalur alternatif demi mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur utama selama arus mudik dan arus balik Lebaran.
”Tercatat 17 jalur alternatif yang bisa digunakan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi, di Bandung, Senin (15/8).
Beberapa jalur alternatif cukup dikenal, seperti Cijapati ataupun Wado-Malangbong, tetapi ada pula yang tidak terlalu banyak digunakan, seperti Cikamurang-Jangga atau Jatibarang- Jatitujuh-Barang. ”Kondisinya tidak sebagus jalur utama, rambu-rambu ataupun penerangan jalan juga masih terbatas. Akan tetapi, kami akan antisipasi dengan pemasangan rambu- rambu penunjuk jalan,” tutur Dicky.
Dengan jalur alternatif yang tersebar dari timur ke barat wilayah Jabar, pemudik yang semula dialihkan dari jalur utara ke jalur tengah masih bisa kembali lagi ke jalur utara. Untuk itu, pemudik diimbau mengikuti anjuran kepolisian jika ada pengalihan jalur. Apabila tetap nekat, risikonya adalah terjebak antrean panjang kendaraan.
Sementara itu, pemudik yang tidak terlalu memiliki kepentingan mendesak di Kota Semarang, Jawa Tengah, diimbau menghindari masuk kota itu.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Jawa Tengah Urip Sihabudin menawarkan jalur alternatif supaya pemudik tidak terkonsentrasi masuk Kota Semarang. Jalur alternatif yang siap itu meliputi Jrakah-Mijen-Ungaran, lalu Sampangan-Gunung Pati-Ungaran, dan Mranggen-Gubug-Kedungjati-Salatiga.
”Tercatat 17 jalur alternatif yang bisa digunakan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi, di Bandung, Senin (15/8).
Beberapa jalur alternatif cukup dikenal, seperti Cijapati ataupun Wado-Malangbong, tetapi ada pula yang tidak terlalu banyak digunakan, seperti Cikamurang-Jangga atau Jatibarang- Jatitujuh-Barang. ”Kondisinya tidak sebagus jalur utama, rambu-rambu ataupun penerangan jalan juga masih terbatas. Akan tetapi, kami akan antisipasi dengan pemasangan rambu- rambu penunjuk jalan,” tutur Dicky.
Dengan jalur alternatif yang tersebar dari timur ke barat wilayah Jabar, pemudik yang semula dialihkan dari jalur utara ke jalur tengah masih bisa kembali lagi ke jalur utara. Untuk itu, pemudik diimbau mengikuti anjuran kepolisian jika ada pengalihan jalur. Apabila tetap nekat, risikonya adalah terjebak antrean panjang kendaraan.
Sementara itu, pemudik yang tidak terlalu memiliki kepentingan mendesak di Kota Semarang, Jawa Tengah, diimbau menghindari masuk kota itu.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Jawa Tengah Urip Sihabudin menawarkan jalur alternatif supaya pemudik tidak terkonsentrasi masuk Kota Semarang. Jalur alternatif yang siap itu meliputi Jrakah-Mijen-Ungaran, lalu Sampangan-Gunung Pati-Ungaran, dan Mranggen-Gubug-Kedungjati-Salatiga.
0 komentar:
Posting Komentar