Pemudik yang akan melalui jalur alternatif diminta waspada terhadap ancaman longsor. Jalur alternatif yang perlu diwaspadai itu adalah Cijapati dan Cijelag-Cikamurang, serta Tegalbuleud yang karakteristik jalannya bergelombang.
“Jalur alternatif tersebut memiliki karakteristik yang cukup berbahaya bagi pemudik. Karena itu perlu berhati-hati. Contohnya jalur Cijapati yang jalannya kecil berkelok-kelok disertai tanjakan curam,” kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat M Guntoro kepada wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (20/8/2011).
Guntoro menuturkan, jalur alternatif Cijelag-Cikamurang berbahaya karena karakter jalannya bergelombang karena terbangun dari dasar tanah lempung yang labil. Ditambah dinding bukit di sebelah kiri kanan jalan yang rawan longsor terkena air hujan.
“Kami setiap hari terus melakukan perbaikan di jalur-jalur alternatif itu. Memang dibeberapa titik masih tetap bergelombang karena kondisi tanahnya labil. Saya sudah instruksikan para pegawai agar tetap siaga memperbaiki jalan sehingga tidak mengganggu mudik dan balik nanti,” jelasnya.
Dia menambahkan, Dinas Bina Marga Provinsi Jabar juga menyiagakan alat berat yang tersebar di 6 Balai, termasuk kantor sub pelayanan. Bahkan 600 personel selalu siaga mengantisipasi gangguan yang diakibatkan longsor.
“Kita kan ada yang piket. Satu balai disiagakan 100 orang. Itu pun belum termasuk PHL (pegawai harian lepas) dari warga sekitar. Kita pun menyiapkan alatnya, seperti loader, grader, crane truck, beckhoe, dan dump truck," ujarnya.
“Jalur alternatif tersebut memiliki karakteristik yang cukup berbahaya bagi pemudik. Karena itu perlu berhati-hati. Contohnya jalur Cijapati yang jalannya kecil berkelok-kelok disertai tanjakan curam,” kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat M Guntoro kepada wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (20/8/2011).
Guntoro menuturkan, jalur alternatif Cijelag-Cikamurang berbahaya karena karakter jalannya bergelombang karena terbangun dari dasar tanah lempung yang labil. Ditambah dinding bukit di sebelah kiri kanan jalan yang rawan longsor terkena air hujan.
“Kami setiap hari terus melakukan perbaikan di jalur-jalur alternatif itu. Memang dibeberapa titik masih tetap bergelombang karena kondisi tanahnya labil. Saya sudah instruksikan para pegawai agar tetap siaga memperbaiki jalan sehingga tidak mengganggu mudik dan balik nanti,” jelasnya.
Dia menambahkan, Dinas Bina Marga Provinsi Jabar juga menyiagakan alat berat yang tersebar di 6 Balai, termasuk kantor sub pelayanan. Bahkan 600 personel selalu siaga mengantisipasi gangguan yang diakibatkan longsor.
“Kita kan ada yang piket. Satu balai disiagakan 100 orang. Itu pun belum termasuk PHL (pegawai harian lepas) dari warga sekitar. Kita pun menyiapkan alatnya, seperti loader, grader, crane truck, beckhoe, dan dump truck," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar