Wilayah Jawa Barat masuk dalam prioritas Operasi Ketupat 2011 secara nasional. Pasalnya, Jabar termasuk daerah yang memiliki volume kendaraan pemudik tertinggi dan rentan aksi kriminalitas. Berdasarkan karakteristik kerawanan daerah dan intensitas kegiatan masyarakat, maka pelaksanaan Operasi Ketupat telah ditetapkan 10 Polda yang menjadi prioritas. Ke-10 polda itu adalah Metro Jaya, Jateng,Jatim, Bali, Sumsel, Sulsel, DIY, Lampung, Banten, dan Jabar.
Gubernur Jawa Barat menyebutkan, penetapan daerah prioritas merupakan hasil
penilaian Polri. Beberapa indikator yang menjadi pertimbangan, di antaranya peningkatan volume kendaraan yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan, adanya penyempintan jalan, aktivitas pasar tumpah, dan kurang disiplinnya para pengguna jalan.
Titik-Titik Rawan Jalur Mudik Jawa Barat
Secara total, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat memetakan sekitar 112 titik rawan kecelakaan lalu-lintas di sepanjang jalur mudik di utara, tengah, dan selatan Jawa Barat. “Dari tiga jalur, terutama jalur selatan yang paling banyak titik rawan kecelakaan,” ujar Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Bimo Anggoroseno.
Dari data Operasi Ketupat tahun ini, polisi memetakan sedikitnya terdapat 15 lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di jalur pantai utara, 12 lokasi rawan di jalur tengah dan 85 titik rawan kecelakaan di jalur selatan.
Di jalur utara, lokasi rawan kecelakaan lalu lintas antara lain meliputi pertigaan RMK (Karawang), Srengseng-patok beusi-pamanukan (Subang), Karang Anyar (Indramayu), Plumbon (Cirebon).
Jalur tengah antara lain Cijantung dan Bungur sari (Purwakarta), Cijambe-Cicenang (Subang), Jatiwangi - Kadipaten (Majalengka), Bandor Sawetan (Kuningan).
Jalur selatan lokasi rawan membentang mulai dari Kota Bogor, Cianjur, Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Garut hingga Banjar. Sepanjang jalur tersebut yang palin rawan kecelakaan adalah jalur Ciloto-Puncak, Cianjur-Ciranjang, Cicalengka-Nagreg dan Gentong-Tasikmalaya.
Khusus di daerah Indramayu, menurut Kapolres Indramayu AKBP Rudi Setiawan, ada tiga titik rawan kecelakaan di Jalur Pantura Jawa Barat, yakni di pertigaan Lohbener, petigaan Pasar Sukra dan Patrol. “Di tiga titik ini selalu memakan korban,” kata Rudi.
Sedangkan daerah rawan kemacetan di Jalur Pantura Jabar terdapat di 9 titik, yakni Pasar Sukra, Pasar Patrol, Pasar Parean, Pasar Eretan, Pasar Cilet, Pasar Bangkir, Pasar Karang Ampel, Pasar Jatibarang dan Pasar Kertasmaya. “Titik ini, di hari tertentu selalu dipenuhi pasar tumpah,” ungkap Rudi. Pedagang pasar tumpah kerap memanfaatkan momen mudik untuk berjualan di sepanjang jalan.
Sedangkan di Cirebon, Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Cirebon menyebut 4 titik yang dianggap rawan kecelakaan, yakni di ruas jalan Susukan, Beber, Pangenan dan Dukupuntang.
Menurut Kasat Lantas Polres Cirebon AKP Edwin Afandi, di jalur itu sering terjadi kecelakaan karena jalan cukup panjang dan menjadi titik lelah pemudik. Di samping itu, sarana penerangan jalan umum di keempat titik tersebut masih kurang terutama saat malam hari.
Diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-4 dan H-3, yakni hari Jumat-Sabtu-Minggu. Jalur terpadat setiap kali mudik lebaran berlangsung adalah di Pantura. Jalan utama di Pulau Jawa itu bakal disesaki jutaan mobil dan motor, yang berangkat dari kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Namun, para pemudik yang melintasi jalur Pantura perlu waspada. Sebab, di sepanjang jalur ramai itu ada titik-titik rawan kecelakaan dan rawan kemacetan. Tak hanya di Pantura, di jalur lain pun (tengah dan selatan) pemudik haus hati-hati. Berikut titik-titik rawan berdasarkan informasi dari beberapa Polres dan Polda
Gubernur Jawa Barat menyebutkan, penetapan daerah prioritas merupakan hasil
penilaian Polri. Beberapa indikator yang menjadi pertimbangan, di antaranya peningkatan volume kendaraan yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan, adanya penyempintan jalan, aktivitas pasar tumpah, dan kurang disiplinnya para pengguna jalan.
Titik-Titik Rawan Jalur Mudik Jawa Barat
Secara total, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat memetakan sekitar 112 titik rawan kecelakaan lalu-lintas di sepanjang jalur mudik di utara, tengah, dan selatan Jawa Barat. “Dari tiga jalur, terutama jalur selatan yang paling banyak titik rawan kecelakaan,” ujar Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Bimo Anggoroseno.
Dari data Operasi Ketupat tahun ini, polisi memetakan sedikitnya terdapat 15 lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di jalur pantai utara, 12 lokasi rawan di jalur tengah dan 85 titik rawan kecelakaan di jalur selatan.
Di jalur utara, lokasi rawan kecelakaan lalu lintas antara lain meliputi pertigaan RMK (Karawang), Srengseng-patok beusi-pamanukan (Subang), Karang Anyar (Indramayu), Plumbon (Cirebon).
Jalur tengah antara lain Cijantung dan Bungur sari (Purwakarta), Cijambe-Cicenang (Subang), Jatiwangi - Kadipaten (Majalengka), Bandor Sawetan (Kuningan).
Jalur selatan lokasi rawan membentang mulai dari Kota Bogor, Cianjur, Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Garut hingga Banjar. Sepanjang jalur tersebut yang palin rawan kecelakaan adalah jalur Ciloto-Puncak, Cianjur-Ciranjang, Cicalengka-Nagreg dan Gentong-Tasikmalaya.
Khusus di daerah Indramayu, menurut Kapolres Indramayu AKBP Rudi Setiawan, ada tiga titik rawan kecelakaan di Jalur Pantura Jawa Barat, yakni di pertigaan Lohbener, petigaan Pasar Sukra dan Patrol. “Di tiga titik ini selalu memakan korban,” kata Rudi.
Sedangkan daerah rawan kemacetan di Jalur Pantura Jabar terdapat di 9 titik, yakni Pasar Sukra, Pasar Patrol, Pasar Parean, Pasar Eretan, Pasar Cilet, Pasar Bangkir, Pasar Karang Ampel, Pasar Jatibarang dan Pasar Kertasmaya. “Titik ini, di hari tertentu selalu dipenuhi pasar tumpah,” ungkap Rudi. Pedagang pasar tumpah kerap memanfaatkan momen mudik untuk berjualan di sepanjang jalan.
Sedangkan di Cirebon, Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Cirebon menyebut 4 titik yang dianggap rawan kecelakaan, yakni di ruas jalan Susukan, Beber, Pangenan dan Dukupuntang.
Menurut Kasat Lantas Polres Cirebon AKP Edwin Afandi, di jalur itu sering terjadi kecelakaan karena jalan cukup panjang dan menjadi titik lelah pemudik. Di samping itu, sarana penerangan jalan umum di keempat titik tersebut masih kurang terutama saat malam hari.
Diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-4 dan H-3, yakni hari Jumat-Sabtu-Minggu. Jalur terpadat setiap kali mudik lebaran berlangsung adalah di Pantura. Jalan utama di Pulau Jawa itu bakal disesaki jutaan mobil dan motor, yang berangkat dari kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Namun, para pemudik yang melintasi jalur Pantura perlu waspada. Sebab, di sepanjang jalur ramai itu ada titik-titik rawan kecelakaan dan rawan kemacetan. Tak hanya di Pantura, di jalur lain pun (tengah dan selatan) pemudik haus hati-hati. Berikut titik-titik rawan berdasarkan informasi dari beberapa Polres dan Polda
0 komentar:
Posting Komentar