Beberapa kawasan rawan kriminalitas di tiga jalur mudik Jawa Timur yang perlu diantisipasi menurut Hadiatmoko antara lain, di Jalan Raya Desa Beji Kecamatan Jenu Tuban, Jalan Raya Desa Bingur Kecamatan Paiton Probolinggo, Desa Sumbergenuk Kecamatan Babat Lamongan, Jalan Raya Baluran - Asembagus Situbondo, dan Tol Dupak, Perak Timur Surabaya.
Operasi Ketupat Semeru 2011 dalam rangkan mengamankan Hari Raya Idul Fitri 1432 H digelar selama 16 hari sejak hari ini hingga H+8 pasca lebaran. Polda Jawa Timur dalam operasi ini menyiagakan 16.772 personil gabungan Polda dan masing-masing Polres.
Titik-Titik Rawan Jalur Mudik Jawa Timur
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jawa Timur mencatat 48 titik rawan kecelakaan, jalan bergelombang, pohon tumbang, dan jalan licin serta berlubang yang harus diwaspadai pemudik. “Sebagian sudah diperbaiki, dan yang belum diperbaiki dipasang rambu-rambu agar pengguna jalan hati hati,” kata Wahid Wahyudi, Kepala Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur.
Menurut Wahid, ke-48 titik itu terbagi dalam delapan ruas jalan utama. Di antaranya, jalur Surabaya-Lamongan hingga Tuban yang memiliki 10 titik rawan kecelakaan, yaitu Jalan Kalianak hingga Margorejo, kawasan deket Lamongan kilometer 36-43, Sukodadi kilometer 45-48, Turi kilometer 48-51 Pujung kilometer 65-69, Brondong kilometer 75-76, Widang kilometer 80-130, Jenuh kilometer 115-140, Talang Tuban kilometer 10-11, serta Duduk Sampean Gresik.
Ruas lainya adalah Kertosono-Kediri-Tulungagung yang memiliki titik rawan kecelakaan, di antaranya Bendo-Gurah dan Badas, sepanjang Mekikis hingga Gamping Rejo, juga Braan Bandar Kedungmulyo, dan terakhir Pojok Ngantru.
Ruas terakhir jalur tengkorak adalah kawasan Surabaya-Bangkalan hingga Sumenep yang meliputi Jalan Raya Galis, Camplong; Jungkaran hingga Nyeburan, Tlanakan Kilometer 101-103, serta Desa Giring Manding Kamal.
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur menurunkan 16.700 personelnya untuk mengamankan mudik Lebaran 2011 di wilayah setempat. Mereka termasuk 60 penembak jitu yang akan ditempatkan di sejumlah titik rawan kriminalitas di sepanjang jalur mudik.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Hadiatmoko mengungkapkan pihaknya menggelar Operasi Ketupat Semeru untuk pengamanan mudik selama 16 hari. Operasi itu dimulai dari 23 Agustus hingga 7 September.
"Kita antisipasi terhadap kemungkinan rawan kecelakaan, kriminalitas, dan terorisme. Itu yang perlu ditekankan agar masyarakat diamankan secara maksimal," ujarnya seusai gelar pasukan Operasi Ketupat, Senin (22/8).
Kejahatan yang perlu diantisipasi pemudik, lanjutnya, berupa perampokan. Biasanya, perampok beraksi di pinggir jalan. "Dikira pemudik bawa duit, perampok itu juga mungkin menyederai pengguna jalan," ujarnya.
Untuk memberikan pengamanan ekstra, 60 penembak jitu disiapkan di jalur mudik yakni jalur utara, tengah, dan selatan. Setiap jalur tersebut, ditempatkan 20 penembak jitu. Selain itu, Polda Jatim mendirikan rest area berupa Masjid Bintang yang menyediakan berbagai fasilitas untuk pemudik seperti makanan dan toilet.
Sementara itu, Kepala Humas Polda Jatim, Kombes Pol Rachmat Mulyana mengungkapkan personel polisi akan ditempatkan di 245 pos pengamanan. Hal ini untuk mengatasi kemacetan di sejumlah titik.
Polda Jatim memprediksi kemacetan akan terjadi di 25 titik di jalur mudik. Titik tersebut antara lain Babat, Paciran, Porong, Pasar Krian, Ngajuk, Mojoangung, dan Alun-alun Bangil.
Sementara titik rawan kecelakaan ada 30 titik, diantaranya Jalan Tuban Pidam, jalur Ngawi-Mantingan, jembatan Jengkrik, jalan raya Papar dan Ngebrak wilayah Kediri, jl raya kesamben dan jl raya Talun Blitar, jl raya Lumajang Ranuloso, Jember di Desa Curah Bambang Tanggul, dan Banyuwangi di jl Desa Bajol Mati.
Selain itu, sejumlah titik rawan kriminalitas perlu diwaspadai masyarakat. Titik rawan kriminalitas tersebut diantara berada di jl raya desa beji kec jenu (Tuban), Pangkalan Mantingan (Ngawi), jl Pandaan Gempol Beji (Pasuruan), jl raya Desa Karang Paranti (Probolinggo), jl raya Desa Bingur kec paiton (Probolinggo), jl raya Baluran Asem Bagus (Situbondo), dan Desa Sumber Genuk Kecamatan Babat (Lamongan). Sementara di Surabaya, titik rawan kriminalitas berada di jalan tol Dupak, Perak Timur, demak, tol Darmo, dan Kenjeran.
Sasaran operasi Ketupat Semeru, lanjut Rachmat, merupakan tempat peribadatan, pusat perbelanjaan pemukiman yg ditinggalkan penghuni, jalan lokasi takbir keliling, jalur utama mudik, gudang barang pokok dan obyek vital dan obyek khusus. Sementara Polda Jatim akan memperketat pengamanan di sejumlah kegiatan masyarakat seperti ibadah, rekreasi, mudik, dan belanja.
Pengamanan di jalur mudik akan diperketat mengingat tingginya jumlah kendaraan. Diperkirakan ada peningkatan 12 persen kendaraan pemudik yakni mencapai lima juta unit. Jumlah itu tidak diimbangi dengan kapasitas jalan dan sejumlah kegiatan yang memicu kemacetan seperti pasar tumpah dan ketidakdisiplinan pengguna jalan.
Dari jumlah kendaraan pemudik itu, sepeda motor diperkirakan mencapai 3,6 juta unit. Hal ini perlu diwaspadai dengan pengamanan ketat lantaran 76 persen kecelakaan pada Operasi Ketupat 2010 terjadi pada sepeda motor. "Kita akan kawal pemudik yang memakai sepeda motor dalam rombongan," ujar Rachmat.
Operasi Ketupat Semeru 2011 dalam rangkan mengamankan Hari Raya Idul Fitri 1432 H digelar selama 16 hari sejak hari ini hingga H+8 pasca lebaran. Polda Jawa Timur dalam operasi ini menyiagakan 16.772 personil gabungan Polda dan masing-masing Polres.
Titik-Titik Rawan Jalur Mudik Jawa Timur
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jawa Timur mencatat 48 titik rawan kecelakaan, jalan bergelombang, pohon tumbang, dan jalan licin serta berlubang yang harus diwaspadai pemudik. “Sebagian sudah diperbaiki, dan yang belum diperbaiki dipasang rambu-rambu agar pengguna jalan hati hati,” kata Wahid Wahyudi, Kepala Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur.
Menurut Wahid, ke-48 titik itu terbagi dalam delapan ruas jalan utama. Di antaranya, jalur Surabaya-Lamongan hingga Tuban yang memiliki 10 titik rawan kecelakaan, yaitu Jalan Kalianak hingga Margorejo, kawasan deket Lamongan kilometer 36-43, Sukodadi kilometer 45-48, Turi kilometer 48-51 Pujung kilometer 65-69, Brondong kilometer 75-76, Widang kilometer 80-130, Jenuh kilometer 115-140, Talang Tuban kilometer 10-11, serta Duduk Sampean Gresik.
Ruas lainya adalah Kertosono-Kediri-Tulungagung yang memiliki titik rawan kecelakaan, di antaranya Bendo-Gurah dan Badas, sepanjang Mekikis hingga Gamping Rejo, juga Braan Bandar Kedungmulyo, dan terakhir Pojok Ngantru.
Ruas terakhir jalur tengkorak adalah kawasan Surabaya-Bangkalan hingga Sumenep yang meliputi Jalan Raya Galis, Camplong; Jungkaran hingga Nyeburan, Tlanakan Kilometer 101-103, serta Desa Giring Manding Kamal.
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur menurunkan 16.700 personelnya untuk mengamankan mudik Lebaran 2011 di wilayah setempat. Mereka termasuk 60 penembak jitu yang akan ditempatkan di sejumlah titik rawan kriminalitas di sepanjang jalur mudik.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Hadiatmoko mengungkapkan pihaknya menggelar Operasi Ketupat Semeru untuk pengamanan mudik selama 16 hari. Operasi itu dimulai dari 23 Agustus hingga 7 September.
"Kita antisipasi terhadap kemungkinan rawan kecelakaan, kriminalitas, dan terorisme. Itu yang perlu ditekankan agar masyarakat diamankan secara maksimal," ujarnya seusai gelar pasukan Operasi Ketupat, Senin (22/8).
Kejahatan yang perlu diantisipasi pemudik, lanjutnya, berupa perampokan. Biasanya, perampok beraksi di pinggir jalan. "Dikira pemudik bawa duit, perampok itu juga mungkin menyederai pengguna jalan," ujarnya.
Untuk memberikan pengamanan ekstra, 60 penembak jitu disiapkan di jalur mudik yakni jalur utara, tengah, dan selatan. Setiap jalur tersebut, ditempatkan 20 penembak jitu. Selain itu, Polda Jatim mendirikan rest area berupa Masjid Bintang yang menyediakan berbagai fasilitas untuk pemudik seperti makanan dan toilet.
Sementara itu, Kepala Humas Polda Jatim, Kombes Pol Rachmat Mulyana mengungkapkan personel polisi akan ditempatkan di 245 pos pengamanan. Hal ini untuk mengatasi kemacetan di sejumlah titik.
Polda Jatim memprediksi kemacetan akan terjadi di 25 titik di jalur mudik. Titik tersebut antara lain Babat, Paciran, Porong, Pasar Krian, Ngajuk, Mojoangung, dan Alun-alun Bangil.
Sementara titik rawan kecelakaan ada 30 titik, diantaranya Jalan Tuban Pidam, jalur Ngawi-Mantingan, jembatan Jengkrik, jalan raya Papar dan Ngebrak wilayah Kediri, jl raya kesamben dan jl raya Talun Blitar, jl raya Lumajang Ranuloso, Jember di Desa Curah Bambang Tanggul, dan Banyuwangi di jl Desa Bajol Mati.
Selain itu, sejumlah titik rawan kriminalitas perlu diwaspadai masyarakat. Titik rawan kriminalitas tersebut diantara berada di jl raya desa beji kec jenu (Tuban), Pangkalan Mantingan (Ngawi), jl Pandaan Gempol Beji (Pasuruan), jl raya Desa Karang Paranti (Probolinggo), jl raya Desa Bingur kec paiton (Probolinggo), jl raya Baluran Asem Bagus (Situbondo), dan Desa Sumber Genuk Kecamatan Babat (Lamongan). Sementara di Surabaya, titik rawan kriminalitas berada di jalan tol Dupak, Perak Timur, demak, tol Darmo, dan Kenjeran.
Sasaran operasi Ketupat Semeru, lanjut Rachmat, merupakan tempat peribadatan, pusat perbelanjaan pemukiman yg ditinggalkan penghuni, jalan lokasi takbir keliling, jalur utama mudik, gudang barang pokok dan obyek vital dan obyek khusus. Sementara Polda Jatim akan memperketat pengamanan di sejumlah kegiatan masyarakat seperti ibadah, rekreasi, mudik, dan belanja.
Pengamanan di jalur mudik akan diperketat mengingat tingginya jumlah kendaraan. Diperkirakan ada peningkatan 12 persen kendaraan pemudik yakni mencapai lima juta unit. Jumlah itu tidak diimbangi dengan kapasitas jalan dan sejumlah kegiatan yang memicu kemacetan seperti pasar tumpah dan ketidakdisiplinan pengguna jalan.
Dari jumlah kendaraan pemudik itu, sepeda motor diperkirakan mencapai 3,6 juta unit. Hal ini perlu diwaspadai dengan pengamanan ketat lantaran 76 persen kecelakaan pada Operasi Ketupat 2010 terjadi pada sepeda motor. "Kita akan kawal pemudik yang memakai sepeda motor dalam rombongan," ujar Rachmat.
0 komentar:
Posting Komentar